Rabu, 31 Mei 2017

Pensiun




BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bekerja merupakan salah satu kebutuhan bagi sebagian besar manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok baik fisik, ekonomi maupun sosial. Seseorang bekerja karena ada tujuan yang hendak dicapainya dalam hal pemenuhan kebutuhan dan memperoleh kepuasan. Namun, seiring berjalannya waktu, produktivitas manusia akan semakin menurun. Ini terjadi ketika mereka telah memasuki masa tuanya. Di masa ini sesorang akan berhenti dari pekerjaannya atau biasa disebut dengan istilah pensiun.
Seperti yang telah dikemukakan oleh Schwatrz, pensiun merupakan pola hidup atau masa transisi dari pola hidup yang sudah menjadi rutinitas sebelumnya ke pola hidup yang baru. Sehingga, pensiun selalu bekaitan dengan perubahan peran dari bekerja menjadi tidak bekerja. Hal ini berakibat pada menurunnya pendapatan dan meningkatnya waktu luang. Sebagian orang merasa khawatir dengan adanya pensiun ini, karena itu berarti produktivitas mereka telah menurun dan tidak diperlukan lagi dalam lingkungan kerjanya. Meskipun begitu, sebagian orang juga berpikiran positif dengan adanya pensiun ini. Mereka merasa bebannya telah terangkat. Dan mereka bisa menghabiskan banyak waktu dengan keluarga maupun orang-orang terdekatnya.
Batas usia pensiun bagi pegawai negeri terdapat dalam Peraturan Pemerintah RI No. 32 yang berlaku yaitu pada usia 56 tahun. Akan tetapi, batas usia pensiun bagi guru adalah 60 tahun, sedangkan dosen adalah 65 tahun. Kemudian bagi anggota ABRI batas pensiunnya pada usia 48 tahun untuk golongan Tamtama dan Bintara. Sementara untuk golongan Perwira adalah 56 tahun. PP ini dibuat dengan tujuan memberikan kesempatan pada generasi muda untuk menggantikan posisi para pendahulu-pendahulunya. Dan diharapkan mampu memberikan perubahan yang lebih baik dalam lingkungan kerja.
Dalam menghadapi masa pensiun ini, biasanya individu memberikan berbagai macam reaksi dan tergantung dari kesiapan mereka dalam menghadapinya. Adanya ketidaksiapan menghadapi pensiun ini biasanya dikarenakan kekhawatiran seseorang yang tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok diakibatkan tidak adanya sumber penghasilan. Sedangkan bagi mereka yang siap, umumnya adalah orang yang memiliki penapatan yang layak. Sehingga, mereka tidak terlalu khawatir akan upaya pemenuhan kebutuhan pokoknya.

B.     Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan pensiun?
2.      Apa saja masalah-masalah yang akan dihadapi individu akibat adanya pensiun?
3.      Apa saja kegiatan positif yang bisa dilakukan para pensiunan?
4.      Bagaimana penyesuaian pribadi dan sosial usia lanjut setelah pension?

C.    Tujuan

Adapun tujuan dari makalah yang akan kami bahas adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian dari pensiun itu sendiri.
2.      Untuk mengetahui apa saja masalah yang ditimbulkan akibat adanya pensiun.
3.      Untuk mengetahui kegiatan positif yang bisa dilakukan pensiunan selama menjalani masa pensiun mereka.
4.      Untuk mengetahui penyesuaian pribadi dan sosial usia lanjut,

BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian Pensiun
Masa bekerja bagi seseorang terkait dengan umur. Di berbagai lembaga pemerintah atau swasta ada aturan yang mengatur seorang pegawai atau karyawan harus berhenti dari pekerjaan karena telah mencapai umur tertentu, yang disebut purnatugas atau pensiun.
Kehadiran masa pensiun sering dipandang sebagai masalah, bahkan musibah bagi penerimanya. Hadirnya masa pensiun sering menyebabkan seseorang stres. Yang menarik adalah, bahwa sebagian usia lanjut sebenarnya menolak untuk pensiun dengan berbagai latar belakang. Jika memungkinkan mereka ingin terus aktif bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun.
Hubungan dengan orang lain cenderung berkurang atau menurun. Kontak sosial dengan teman sekerja, relasinya dan dengan orang-orang lain dari luar rumah juga cenderung berkurang. Bekerja dan tempat kerja merupakan sumber untuk melakukan kontak sosial. Oleh karenanya pensiun menjadi bagian dari terputus atau berkurangnya kesempatan untuk melakukan kontak sosial. Kondisi inilah yang mendorong seakan-akan orang menghindar dari hadirnya masa pensiun. Kontak sosial dengan teman atau sahabat yang masih terjalin, memiliki efek yang sangat positif bagi kondisi psikis usia lanjut. Keinginan untuk tetap bekerja dilatarbelakangi oleh keinginannya untuk tetap mandiri sehingga tidak menjadi beban orang lain meskipun itu anak cucunya sendiri.
Vaillant (2002:221)menyebutkan adanya empat keadaan yang menyebabkan pansiunan mengalami stress.
Pertama, jika datangnya masa pensiun di luar kemauan dan tidak direncanakan.
Kedua, jika yang bersangkutan tidak memiliki dukungan/sumber lain selain gaji.
Ketiga, pensiunan akan stres jika kehidupan di rumah tidak bahagia dan bekerja memberikan makna sebagai tempat pelarian dari rumah.
Keempat, bila pensiun telah menimbulkan atau mempercepat hadirnya kondisi kesehatan yang buruk.
Namun hal tersebut hanya terjadi pada sebagian kecil pensiunan saja. Pensiun bukanlah masalah hidup yang besar. Tidak ada bukti layak yang menunjukan bahwa pensiun berakibat pada buruknya kondisi kesahatan sesorang. Sebaliknya, seseorang merasa lebih sehat karena tiadanya stres terkait perasaan hilangnya pekerjaan. Orang ini justru merasa lega terbebas dari pekerjaan, dan menerima dengan lapang dada hadirnya masa pensiun.
Ada beberapa batas usia pensiun yang telah ditentukan oleh pemerintah sesuai dengan latar belakang pekerjaanya. Misalnya: untuk pegawai negri sipil non guru batas usia pensiun adalah 56 tahun, untuk guru 60 tahun dan untuk dosen 65 tahun, bahkan bagi dosen yang guru besar bisa diperpanjang sampai 70 tahun bilamana diperlukan. Disamping itu ada ketentuan batas usia pensiun bagi para PNS yang menduduki eselon tertentu.
Batas usia pensiun adalah batasan yang dibuat oleh pemerintah untuk memberikan kesempatan pegawainya agar bisa menikmati kehidupan di hari tuanya dengan penuh suka cita. Pensiun bukan batas dari segala kegiatan seseorang. Orang yang telah pensiun dapat melakukan berbagai kegiatan, baik yang berorientasi pada kegiatan sosial, keagamaan, maupun yang bersifat ekonomis produktif dapat dilakukan dengan baik.
B.     Masalah yang Dihadapi Pada Masa Pensiun
Salah satu masalah yang biasa dihadapi oleh para pensiunan adalah penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun. Masa usia lanjut merupakan masa mempertahankan kehidupan (defensive strategy) dalam arti secara fisik berusaha menjaga kesehatan agar tidak sakit-sakitan dan menyulitkan atau membebani orang lain. Pada saat itu memang terjadi berbagai penurunan status yang disebabkan oleh penurunan berbagai aspek, seperti : fisiologis, psikis, dan fungsi-fungsi sensorik-motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi fisik, kognitif, emosi, minat, sosial, eonomi, dan keagamaan.
Ada anggapan bahwa kebutuhan hidup seseorang akan menurun selama masa menjalani masa tua, krena pada umumnya ia tidak memiliki anak yang menjadi tanggungan dan rumah beserta isinya pada umumnya sudah dimiliki. Tetapi, pada kenyataanya hampir tidak terdapat penurunan kebutuhan keuangan selama masa tua, hal ini karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan juga dana untuk menjaga kesehatan yang meningkat. Keadaan fisik yang lemah dan tak berdaya sering menjadi beban orang lain atau keluarganya. Status ekonomi yang menurun, cukup beralasan bagi para pensiunan untuk melakukan perubahan pola hidup dan gaya hidupnya.
Hurlock (2004;396) menyatakan bahwa apabila pendapatan orang usia lanjut secara drastis berkurang, maka minat untuk mencari uang tidak lagi berorientasi pada apa yang ingin mereka beli dan untuk membayar simbol status yang biasa dilakukan pada kehidupan masa muda, tetapi untuk sekedar menjaga mereka agar tetap mandiri. Yang mereka pikirkan yaitu bagaimana mereka dapat tinggal, dimana dan bagaimana mereka tidak tergantung pada saudaranya atau tidak tergantung pada bantuan oranglain.
Salah satu cara untuk memberikan perlindungan dan keamanan keuangan bagi kelompok usia lanjut adalah dengan pembentukan program pensiun, baik oleh pekerja mandiri, pemberi kerja, dan oleh negara. Menurut Didi Achdijat, tt, 4-5 terdapat beberapa keuntungan untuk pendirian program pensiun.
Pertama, dengan adanya program pensiun, pemberi kerja dapat memberhentikan pekerja yang telah mencapai usia tidak produktif dengan adanya jaminan keamanan keuangan tanpa adanya beban operasi perusahaan. Sedangkan pekerja mandiri, keberadaan program pensiun memungkinkan dirinya untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi untuk menjaga tingkat keamanan keuangannya. Kedua, dari sisi pemberi kerja, program pensiun merupakan salah satu bagian dari kesejahteraan pegawai, selain manfaat kesehatan. Selain itu, program pensiun dapat dirasakan sebagai tanggung jawab moral pemberi kerja untuk menjamin keamanan keuangangan mantan pegawainya yang menjalani masa tua. Dan ketiga, program pensiun memberikan keuntungan bagi perorangan yang menjalani masa tua atau yang menjalani masa tua karena dapat menghilangan atau mengurangi kebutuhan untuk tabungan pribadinya. Dengan kata lain, tabungan pribadi dapat digunakan untuk menambah kenyamanan diatas kebutuhan dasarnya.
Hal positif yang dialami saat pensiun adalah tekanan ditempat kerja yang berbeda. Bebas dari pekerjaan yang menimbulkan stres berasosiasi dengan penyesuaian yang positif pada saat pensiun, menemukan kesenangan, stres pekerjaan yang kecil saja atau bahkan tidak ada stres yang menghadangnya. Dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang dihadapi oleh para pensiun adalah sebagai berikut:
1.      Berkurang atau bahkan hilangnya kesibukan bekerja.
2.      Berkurangnya pendapatan.
3.      Berkurang atau hilangnya fasilitas yang dulu diterima.
4.      Berkurangnya kontak sosial dengan teman sekerja dan relasi.
5.      Banyaknya waktu luang.
6.      Peyesuaian diri dengan situasi baru.
C.    Kegiatan positif pada Masa Pensiun
Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada efektif, tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa menakutkan. Bahkan banyak yang tekena post power syndrome yaitu suatu sindrom yang bersumber dari berakhirhnya suatu jabatan atau kekuasaan, dimana penderita tidak bisa berfikir realistis, tidak bisa menerima kenyataan. Kondisi post power syndrome sebenarnya daat diatasi sebaik-baiknya, apabila seorang melakukan persiapan dengan baik, mengingat masa pensiun merupakan masa yang akan datangnya dapat diketahui jauh-jauh sebelumnya. Artinya, seseorang jauh hari sudah dapat merancang berbgai kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai kompensasi dari kegiatan bekerja yang secara rutin dilakukan.
            Penelitian yang dilakukan oleh Bikson dan Goodchilds (Spacapan & Oskamp, 1989) terhadap para pensiunan menghasilkan butir-butir sebagai berikut:
1.      Penggunaan Waktu
Para pensiun pria lebih merasa lebih puas dalam menggunakan waktunya, terutama waktu yang digunakan bersama pasanganya daripada karyawan yang masih bekerja. Namun, tidak ada perbedaan pengunaaan waktu untuk teman dekat baik pensiunan maupun yang masih bekerja.
2.      Penyesuaian Keluarga dan Sosial
Penyesuaian dalam keluarga banyak para pensiun berpendapat bahwa I am enjoying being with my life, we are together all the time. Jika dalam hubungan pertemanan pensiun cenderung memiliki tambahan teman baru daripada yang masih bekerja, karena kesibukanya dalam bekerja mereka kurang memiliki waktu untuk lebih menjalin teman dekat.
3.      Proses Perencanaan Pensiun
Para pensiun memandang dirinya lebih cermat dalam merencanakan masa sesudah pensiun daripada masih bekerja. Yang menarik adalah bahwa bahwa penduduk usia lanjut yang masih ingin tetap aktif bekerja.
            Beberapa gejala pada usia lanjut dalam menghadapi hadirnya masa pensiun. Sebagaimana pepatah mengatakan, bahwa di mana ada permulaan pasti ada penghabisan, ada awal dan akhir, ada masa datang dan ada masa pergi. Ada masa seseorang memulai pekerjaan dan ada masa-masa untuk mengakhiri pekerjaan. Dapat disimpulkan reaksi ketika masa pensiun tiba adalah:
1.      Ada yang gembira karena terbebas dari pekerjaan.
2.      Ada yang sedih, ketakutan, gelisah terutama terkait dengan berkurangnya pendapatan. Hal ini menimbulkan perasaan rendah diri, tak berguna, kesepian, mudah kena penyakit.
3.      Ada yang terkena post power syndrome, tidak bisa berpikir realistis dan tidak bisa menerima kenyataan.
4.      Menghadapi dan menjalani purnatugas dengan rasa syukur.
Sikap menerima bahwa pensiun itu sebagai suatu kenyataan yang wajar adalah orang yang mampu menyadari arti kehidupan. Orang-orang semacam ini tidak akan mengeluh, bahkan akan menerima dengan ikhlas dan lapang dada.
Persiapan penting bagi para calon purnakaryawan:
1.      Masalah ekonomi, mempersiapkan lapangan kerja alternatif bagi yang memerlukan.
2.      Masalah sosial, merancang keikutsertaan dalam berbagai kegiatan sosial.
3.      Pengisian waktu luang, kegiatan yang terkait dengan hobi sangat baik seperti beternak, berkebun, atau hobi yang sekaligus menghasilkan uang.
Berbagai hal yang perlu dilakukan ketika seorang purnakarya:
1.      Penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya hidup sehingga terjadi penghematan.
2.      Penyesuaian atas berkurangnya kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian.
3.      Penyesuaian atas berkurangnya kesibukan.
4.      Melakukan berbagai kegiatan untuk mengisi waktu luang.
D.    Usia Lanjut: Penyesuaian Pribadi dan Sosial
Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu masa dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Usia 60-an biasanya dipandang sebagai garis pemisah antara usia madya dan uisa lanjut.
Merupakan Periode Kemunduran
Perubahan-perubahan ini sesuai dengan kodrat manusia yang pada umumnya dikenal dengan istilahnya “menua”. Perubahan-perubahan tersebut  mempengaruhi struktur baik fisik maupun mental dan keberfungsianya juga.
Periode selama usia lanjut, ketika kemunduran fisik dan mental terjadi secara perlahan dan bertahap dan pada waktu kompensasi terhadap penurunan ini dapat dilakukan, dikenal sebagai “senescence”  yaitu masa proses menjadi tua.
Istilah “keuzuran” (senility) digunakan untuk mengacu pada periode waktu selama usia lanjut apabila kemunduran fisik telah terjadi dan apabila telah terjadi disorganisasi mental. Sesorang yang menjadi eksentrik, kurang perhatian, dan terasing secara sosial, maka penyesuaian dirinya pun buruk biasanya disebut “uzur”. Sikap tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan, dan kehidupan pada umunya dapat menuju ke adaan uzur, karena terjadi perubahan pada lapisan otak. Akibatnya, orang menurun secara fisik dan mental dan mungkin akan segera mati.
Sesorang yang mempunyai motivasi rendah untuk mempelajari hal-hal baru, atau ketinggalan dalam penampilan, sikap atau pola perilaku, akan semakin memburuk lebih cepat daripada orang yang mempunyai motivasi lebih kuat. Masa luang yang baru akibat tumbuhnya mas pension sering membawa kebosanan yang semakin memperkecil dan melemahkan motivasi seseorang.
Jenis kegiatan sosial yang dihentikan
Berhentinya seseorang dari kegiatan sosial dapat terjadi secara sukarela atau terpaksa. Masalah yang sama seriusnya ialah sikap sosial terhadap orang usia lanjut yang tidak menyenangkan mendorong mereka mengundurkan diri dari kegiatan sosial.
1.      Sumber kontak sosial
Ada sumber dalam masyarakat yang berbeda, yang dapat dimanfaatkan oleh orang usia lanjut untuk melakukan kontak sosial di masa tuanya, yang secara garis besar dibedakan menjadi tiga macam sumber yabg sangat dipengaruhi oleh usia lanjut.
2.      Sumber kontak sosial yang dipengaruhi usia
Persahabatan pribadi yang akrab dengan para anggota dari kelompok jenis kelamin yang sama (pria dengan pria atau wanita dengan wanita) yang dibina sejak masa dewasa atau awal tahun pernikahanya, sering terhenti apabila salah satunya mati, atau pindah tempat tinggal sehingga menjadi jauh. Dalam hal seperti ini, tampaknya orang usia lanjut tidak mampu lagi untuk menetapkan jenis persahabatan  lain semacam ini.
3.      Kelompok persahabatan
Kelompok semacam ini terbentuk dari pasangan-pasangan yang bersatu, yang dibentuk pada waktu mereka masih muda karena mereka mempunyai minat dan kesenangan yang serupa secara timbal balik. Minat dan kesenangan ini antara lain dapat  berasal dari perkumpulan usaha para suami atau karena para istri dengan keluarga yang mempunyai keinginan timbal balik yang sama, atau dalam bentuk organisasi masyarakat. Pada saat para pria mulai pension serta kegiatan para wanita dalam rumah tangga, dan masyarakat mulai berkurang , anggota kelompok persahabatan mulai berkurang, dan secara bertahap mulai menghilang.
4.      Kelompok atau perkumpulan formal
Apabila peranan kepemimpinan dalam kelompok atau perkumpulan formal diambil alih oleh anggota yang lebih muda dan apabila perencanaan kegiatan terutama berorientasi pada minat mereka yang lebih muda ini, orang usia lanjut merasa tidak diperlukan lagi dalam organisasi semacam ini dan menghentikan keanggotaan mereka dalam perkumpulan ini.
5.      Partisipasi sosial
Dengan semakin bertambahnya usia seseorang, maka partisipasi sosialnya semakin berkurang dan cakupanya menyempit. Pada saat setiap tingkat usia, status sosial-ekonomi sangat memgang peranan penting dalam menentukan tingkat partisipasi dalam organisasi sosial dan kemasyarakatan. Pada umumnya, anggota dari kelompok sosial lebih tinggi mendominasi kehidupan organisasi masyarakat dan menunjang organisasi tersebut dalam bentuk partisipasi kepemimpinan. Oleh karena banyak organisasi masyarakat yang berorientasi pada pekerjaan, terbukti dengan banyaknya organisasi usaha dan perserikatan denga yang dibentuk, maka orang berusia lanjut yang pension tidak lagi menjadi anggota organisasi semacam ini.
Perubahan dalam status individual yang disebabkan oleh salah satu faktor, yaitu hilangnya pasangan hidup atau karena pension, tampaknya mempengaruhi tingkat dan aktivitas sosial dan persahabatan yang biasa dilakukan.
Penyesuaian pekerjaan dan keluarga
Pria lanjut usia biasanya lebih tertarik pada jenis pekerjaan yang bersifat menantang, yang mereka sadari tak mungkin ada. Akibatnya, mereka lebih puas dengan pekerjaanya daripada orang yang lebih muda. Bahkan mengetahui bahwa sebentar lagi mereka akan pension, tidak mempengaruhi sikap mereka memang menikmati apa yang mereka kerjakan.
Penyesuain diri terhadapa masa pensiun
Schwartz berkata bahwa pension dapat merupakan akhir pola hidup baru. Pension selalu menyangkut perubahan peran, perubahan keinginan dan nilai, dan perubahan secara keseluruhan terhadap pola hidup setiap individu.
Kondisi yang mempengaruhi penyesuaian diri terhadap pension
Kondisi-kondisi tertentu dapat membantu penyesuaian diri terhadap masa pension, adapun kondisi lain dapat memhambat penyesuaian. Sikap para pekerja terhadap pension pasti mempunyai pengaruh besar terhadap terhadap penyesuaian. Sikap ini bervariasi dari sikap yang senang karena mereka merasa bebas dari tugas dan tanggung jawab sampai sikap gelisah karena memikirkan sesuatu yang harus dilepaskan, pdahal sesuatu ini bagi dia sangat berarti, yaitu pekerjaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila kondisi ini memungkinkan orang usia lanjut untuk tetap tinggal dalam masyarakat dan jika mereka mempunyai cikup uang untuk hidup seperti sebelum masa pension, mereka akan dapat melakukan penyesuaian diri lebih baik daripada jika mereka membuat perubahan yang drastis pada pola hidup mereka.

Bab III

Penutup

A.    Kesimpulan

Batas usia pensiun adalah batasan yang dibuat oleh pemerintah untuk memberikan kesempatan pegawainya agar bisa menikmati kehidupan di hari tuanya dengan penuh suka cita. Pensiun bukan batas dari segala kegiatan seseorang. Orang yang telah pensiun dapat melakukan berbagai kegiatan, baik yang berorientasi pada kegiatan sosial, keagamaan, maupun yang bersifat ekonomis produktif dapat dilakukan dengan baik. Salah satu masalah yang biasa dihadapi oleh para pensiunan adalah penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun. Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila kondisi ini memungkinkan orang usia lanjut untuk tetap tinggal dalam masyarakat dan jika mereka mempunyai cikup uang untuk hidup seperti sebelum masa pension, mereka akan dapat melakukan penyesuaian diri lebih baik daripada jika mereka membuat perubahan yang drastis pada pola hidup mereka.

B.     Daftar Pustaka

Suadirman, Siti Partini.2011.Psikologi Usia Lanjut.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Senin, 29 Mei 2017

WAWANCARA ENTERPRENEURSHIP 'MATA WAYANG INTERNASIONAL'




BAB I
PENDAHULUAN

Mata Wayang International merupakan salah satu usaha yang berdiri di antara banyaknya pengrajin gerabah dan keramik di Kasongan. Usaha ini didirikan oleh bapak Widodo selaku pemilik wirausaha “Mata Wayang International”. Kondisi ekonomi masyarakat di sekitar kios milik bapak Widodo ini sebenarnya cukup bervariasi. Dari pengrajin kayu, pemahat patung, pembuat keramik dan lain sebagainya. Namun ada juga yang hanya menjadi seorang pekerja dari para pemilik usaha gerabah di Kasongan. Kebanyakan dari mereka mereka berprofesi menjadi pengrajin keramik. Akan tetapi, sebelum itu mata pencaharian utama mereka yaitu dengan menjadi petani.
Penduduk setempat berpindah profesi menjadi seorang pengrajin dikarenakan adanya kuda yang mati di area persawahan milik salah satu penduduk. Kuda tersebut diyakini adalah milik orang Belanda yang kala itu masih menjajah Indonesia. Pemilik sawah tersebut ketakutan, lalu ia melepaskan hak tanahnya dan membiarkannya terbengkalai begitu saja. begitu juga dengan penduduk yang lain. Ketakutan serupa juga dialami penduduk lain yang akhirnya melepaskan sawahnya juga. Banyaknya tanah yang bebas membuat penduduk desa lain mengakui hak milik tanah tersebut. penduduk yang melepaskan tanahnya kemudian beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik. Dari situlah awal mula terbentuknya pengrajin keramik di Kasongan.
Saat ini, kebanyakan profesi konsumen atau pelanggan yang bertandang yakni adalah seorang pedagang. Biasanya mereka memasarkan kembali produk-produk milik pak Widodo. Kebanyakan pedagang biasanya berasal dari luar kota. Ada juga konsumen dari jasa perorangan yang membeli. Biasanya mereka hanya membeli beberapa produk untuk hiasan di rumah mereka atau pemesanan untuk melengkapi Furniture hotel yang baru dibangun. Untuk pemesanan hotel ini, mereka bisa memesan sesuai dengan keperluan yang diperlukan dalam pembangunan hotel. Dari hotel sendiri terkadang mereka membawa desainer yang akan merancang kebutuhan gerabah yang dibutuhkan oleh pihak agensi hotel. Sedangkan pak Widodo tinggal membuat produk sesuai keinginan.
Segi keunikan yang dimiliki “Mata Wayang International” milik pak Widodo daripada yang lain, yakni dari awal mula berdirinya kios tersebut pak Widodo memiliki keinginan untuk tidak membuat sesuatu yang sama seperti pengrajin yang lain. Beliau lebih suka berkreasi sesuai dengan keinginannya sendiri. Serta memiliki perbedaan produk dengan yang lain agar bisa memiliki ciri khas tersendiri yang dapat ditonjolkan. Dengan adanya kekhasan tersebut diharapkan dapat menarik pelanggan agar mengunjungi kiosnya.
 Kebanyakan pengrajin gerabah Kasongan  kala itu lebih suka membuat kerajinan seperti kendang serta kerajinan-kerajinan yang terbuat dari kayu. Sedangkan Bapak Widodo tidak ingin menyontek karya-karya mereka. Sehingga beliau membuat terobosan baru dengan membuat kerajinan berbeda yang terbuat dari keramik, patung-patung pahatan serta membuat air mancur kecil-kecilan dari karyanya sendiri. Tidak disangka-sangka usahanya tersebut cukup banyak menarik pelanggan.
Waktu pertama kali usahanya dibangun, beliau belum memiliki pesaing di sekitar area usahanya saat ini. Meskipun ada pengrajin lain yang membuka usaha, akan tetapi memiliki jarak yang jauh dari tempat usahanya tersebut. Ketika usahanya sudah mulai berkembang dan memiliki banyak pelanggan. Ada orang yang tertarik untuk mengikuti jejaknya serta mendirikan kios baru di dekat kiosnya. Mungkin karena tempat tersebut sudah cukup untuk menarik banyak pelanggan. Sehingga ia ingin membuka usaha di dekat kios bapak Widodo.
Hal ini ternyata tidak menyurutkan semangat bapak Widodo dalam mengembangkan usahanya. Beliau dengan tenangnya menganggap mereka sebagai teman baru yang bersaing dalam mengembangkan usaha. Usaha yang dirintis oleh tetangga barunya adalah kerajinan-kerajinan yang berbahan dasar kayu dalam pembuatannya. Dalam hidup ini memang harus memiliki pesaing, agar bisa dijadikan sebagai tolak ukur untuk menemukan kelemahan yang harus diperbaiki serta mengembangkan kelebihan maupun potensi yang telah ada dalam diri manusia. Jika tidak adanya pesaing akan membuat kehidupan menjadi membosankan karena tidak adanya pembanding yang bisa dijadikan acuan untuk melakukan perubahan.


BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Mata Wayang International ini awal mula berdirinya karena adanya tuntutan ekonomi. Kala itu di saat gencar-gencarnya para wisudawan yang telah selesai menuntut pendidikan, ternyata belum bisa bernapas lega dengan hanya mendapat gelar saja. Kehidupan tidak hanya berhenti sampai di situ. Para sarjana masih dituntut untuk mendapat pekerjaan untuk menafkahi kebutuhan hidup ke depannya. Dengan adanya embel-embel di belakang nama setelah menyelesaikan studi di kampus pun tidak membuat seseorang menjadi sukses begitu saja. Masih dibutuhkan kerja keras serta perjuangan yang lebih tinggi agar mampu bersaing dengan kehidupan.
Akibat banyaknya persaingan kerja yang membludak, mau tidak mau bapak Widodo harus memutar otak agar beliau bisa menafkahi kebutuhan hidupnya ke depan dan bisa membanggakan kedua orang tuanya. Karena tidak semua sarjana yang baru selesai menempuh pendidikan bisa langsung mendapatkan pekerjaan. Beliau yang waktu itu merupakan lulusan sarjana kesenian mendapatkan ide untuk memulai sebuah usaha yang sesuai dengan keterampilannya. Bapak Widodo kala itu ingin memulai usaha dengan membuat kerajinan dari keramik. Sebenarnya ide ini sudah ada dalam benaknya sejak ia masih muda dulu. Namun baru dapat terealisasikan ketika ia sudah lulus sarjana kisaran tahun 2002.
Ketika itu, di daerah Kasongan merupakan tempat yang sepi yang di sekelilingnya merupakan area persawahan. Di pinggir jalan dekat persawahan tersebut ada beberapa kios-kios kecil yang terbuat dari bambu. Model-model kios yang sering ditemui di zaman dulu. Dari situlah bapak Widodo memiliki keinginan untuk mengontrak di area tersebut. Meskipun kala itu banyak terjadi pembegalan di sekitar area tersebut, mungkin karena suasana di area tersebut yang cukup sepi. Sehingga membuatnya menjadi tempat yang bagus untuk melakukan aksi pembegalan. Hal ini membuat warga sekitar menjadi takut hingga jarang ada warga yang berani membuka usaha di sekitar area tersebut.
Setelah mengontrak di situ, bapak Widodo mulai membuat kerajinan keramik sebagai awal mula usaha. Saat itu beliau masih belum memiliki tempat untuk menaruh kerajinan-kerajinan tersebut. Sehingga ia hanya menaruhnya di depan kontrakannya saja. Namun di sisi lain bapak Widodo ingin memiliki tempat untuk memajang hasil karyanya tersebut. Kemudian beliau bertekad untuk membeli sebuah kios kecil bagaimanapun caranya.
Ternyata ada pelanggan yang melirik kerajinan hasil karya pak Widodo tersebut. sehingga pak Widodo bisa menabung untuk cicilan membeli sebuah kios. Setelah uang dari hasil penjualan kerajinannya terkumpul, beliau mulai mencari-cari lokasi yang sekiranya strategis untuk tempat usahanya. Akhirnya pak Widodo menemukan lokasi yang pas di daerah Tlukan Gonjen Wetan. Lokasi di mana tempat usahanya berdiri hingga saat ini. Luas kios tersebut awal mulanya hanya sekitar 4 x 8 m2 saja. Dengan modal awal yang dimiliki pak Widodo kala itu yaitu sekitar 9 juta, yang langsung dipakai untuk menyewa kios.
Pada masa awal penjualannya di kios tersebut saat itu juga masih sangat sepi. Namun hal itu tidak menyurukkan semangat pak Widodo dalam membangun usaha. Beliau terus saja berusaha dan berjuang untuk mengembangkan kerajinannya. Kemudian lama-kelamaan ada orang yang melirik karyanya tersebut. Secara bertahap usahanya mulai berkembang hingga beliau memiliki pelanggan tetap. Bahkan saat ini beliau terkadang bisa mengekspor ke luar negeri.
Perencanaan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan usahanya ke depan. Bapak Widodo tidak terlalu memusingkan hal itu. Beliau tidak memiliki harapan yang muluk-muluk. Sebab penerimaan pesanan saat ini saja sudah cukup membuatnya kewalahan. Terlebih lagi kadang beliau mendapat orderan yang harus di kirim keluar negeri. Yang terpenting baginya saat ini adalah ia mampu mengelola usaha tersebut dengan baik dan tidak mengecewakan pelanggan.
Orderannya ke luar negeri sudah mencakup seluruh dunia. Adapun negara-negara yang pernah memesan kerajinan beliau yaitu Ausralia, New Zealand, Malaysia, Singapura, Timur Tengah dan Arab Saudi. Dari Arab Saudi beliau mendapat pesanan dari Abdullah, salah satu pengusaha besar di Arab yang langsung datang ke Indonesia. Beliau juga pernah pergi ke Thailand dan China dalam rangka memperkenalkan produk-produk Indonesia sebagai perwakilan Duta Seni Indonesia bersama lima orang rekannya.
Kebanyakan usaha yang berdiri di Kasongan adalah usaha yang dilakukan oleh perorangan. Yang menjadi pembeda adalah bagaimana cara mereka membuat kerajinan tersebut dan terbuat dari bahan apa. Serta kualitas barang yang dihasilkan oleh mereka. Mungkin hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan bagi para pembeli mengenai seberapa baik kualitas yang dibuat oleh para pengrajin. Sehingga bapak Widodo tidak terlalu berpikiran muluk-muluk untuk melakukan perencanaan usaha. Asalkan para pelanggannya merasa puas dengan hasil yang diperjualbelikannya tersebut.
Selain itu, memaksimalkan Sumber Daya Manusia yang ada juga diperlukan. Bahkan pak Widodo memberikan Training (masa percobaan) kepada karyawan-karyawan yang baru direkrut. Meskipun masih dalam masa Training mereka tetap mendapatkan gaji, walau tak sebanyak gaji karyawan yang lebih senior. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kecacatan dalam pembuatan keramik. Gaji yang diberikan selama masa Training juga bertujuan untuk membuat pekerja baru lebih semangat dalam bekerja dan supaya mereka mau ikut serta bergabung menjadi karyawan.
Jadi, ketika kios sedang memiliki banyak pelanggan, asalkan kinerja SDMnya sudah maksimal serta tidak kekurangan tenaga kerja maka hal ini tidak akan menimbulkan banyak kekhawatiran yang berarti. Semuanya dalam kendali yang cukup baik.
Model awal pemasaran yang dilakukan untuk memperkenalkan produk yang dibuat oleh bapak Widodo sebenarnya tidak terlalu rumit. Biasanya pelanggan akan langsung mendatangi kios pak Widodo secara langsung. Supaya mereka bisa memesan gerabah sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Karena Kasongan merupakan daerah tempat wisata, jadi pak Widodo tidak perlu melakukan promosi yang berlebihan. Para wisatawan biasanya akan datang sendiri untuk melihat-lihat.
Awal mulanya bapak Widodo memperkenalkan usahanya yaitu ketika beliau memajang kerajinannya di depan kontrakannya. Kemudian ia mulai membeli sebuah kios untuk menaruh hasil karyanya di etalase kiosnya. Pak Widodo bukanlah seseorang yang kudet (kurang update), karena setelah itu beliau mulai mempromosikan dagangannya via internet. Ia membuat blog khusus untuk usahanya tersebut yang dilakukan dengan memposting kiriman di internet.
Agar lebih memudahkan pelanggannya pun beliau membuat email yang digunakan sebagai sarana untuk bertransaksi dengan pelanggan yang berada di luar kota maupun luar negeri. Dengan begitu orang-orang bisa lebih mudah dalam melakukan pemesanan kepada beliau. Akan tetapi, akun web-nya saat ini sudah jarang digunakan. Karena beliau sudah memiliki beberapa pelanggan tetap saat ini.
Kebanyakan pelanggan yang bertandang yakni adalah seorang pedagang. Dikarenakan biasanya mereka memasarkan kembali produk-produk tersebut. Sehingga terkadang mereka memesan kembali untuk mengisi persediaan stok barang untuk diperjualbelikan. Jadi biasanya mereka membeli dalam jumlah yang besar.
Terkadang ada juga dari jasa perorangan yang membeli. Biasanya mereka hanya membeli beberapa produk untuk hiasan di rumah mereka atau pemesanan untuk melengkapi Furniture hotel yang baru dibangun. Untuk pemesanan hotel ini, mereka bisa memesan sesuai dengan keperluan yang diperlukan dalam pembangunan hotel. Dari hotel sendiri terkadang mereka membawa desainer yang akan merancang kebutuhan gerabah yang dibutuhkan oleh pihak agensi hotel.
Para pengunjung maupun wisatawan dalam jumlah besar (biasanya merupakan rombongan Study Tour) mereka jarang melakukan transaksi. Biasanya para wisatawan ini akan ditempatkan di kios yang sudah besar, untuk kios yang kecil tidak akan cukup untuk menampung orang banyak. Selain itu, rombongan Study Tour biasanya lebih tertarik untuk ikut serta dalam melihat proses pembuatan gerabah secara langsung. Sehingga membutuhkan ruangan yang lebih luas.
Pak Widodo juga memaparkan bagaimana caranya untuk bersikap dalam melayani konsumen. Kepuasan seorang konsumen adalah yang terpenting bagi seorang produsen. Jadi tips-tips yang dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan konsumen adalah sebagai berikut:
1.      Membuat produk dengan kualitas yang baik
Dengan menyediakan sebuah produk dengan kualitas yang baik akan menciptakan kepuasan tersendiri bagi para pelanggan maupun konsumen. Buat apa membuat produk yang bagus tapi kualitasnya tidak sebanding. Produknya menjadi gampang rusak maupun pecah. Ini akan menyebabkan konsumen merasa dirugikan dan ditipu.
2.      Memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan
Pelanggan adalah raja, jadi kita harus melayaninya dengan baik. Jika kita melayani mereka dengan marah-marah dan raut muka masam. Maka yang terjadi adalah pelanggan akan melarikan diri. Mereka menjadi enggan membeli produk kita. Sedangkan pendapatan kita berasal dari pelanggan itu sendiri. Jadi pelayanan yang baik sangat diperlukan jikalau kita tidak ingin mengalami kebangkrutan.
3.      Jika ada pesanan, harus tepat waktu dalam pembuatan
Jika kita mendapatkan pesanan, maka kita harus bisa menyelesaikannya dengan tepat waktu. Apabila proses pembuatannya belum selesai pada batasan waktu yang telah ditentukan, maka pelanggan akan kehilangan kepercayaan kepada kita. Karena tidak bisa menepati kesepakatan yang telah ditentukan.
Jadi itulah beberapa poin penting yang harus dilakukan selama menjalani usaha. Jika ada satu poin saja yang terlewatkan. Hal itu akan menjadi poin minus bagi pelanggan.
Sistem pengelolaan tenaga kerja dibagi menjadi dua sistem, yaitu sistem borongan dan sistem harian. Tapi para pekerja yang beliau gunakan adalah sistem pekerja harian. Borongan biasanya diperlukan untuk pekerjaan yang berat seperti memahat batu. Hasil dari pahatan batu itu masih berupa bahan mentah, yang kemudian pembuatannya akan diteruskan oleh para pekerja tetap pak Widodo. Sedangkan para pekerja harian mereka bekerja dengan menyusun, membuat dan membentuk kerajinan itu sendiri. Para pekerja harian ini yang akan menyelesaikan bagian akhir dengan membuat kerajinan itu sendiri hingga selesai. Yang kemudian akan dipajang di etalase kios.
Jumlah seluruh pekerja yang dimiliki bapak Widodo berkisar antara 15 orang sebagai karyawan tetapnya saat ini. Yang terpenting baginya yakni para pekerja tersebut masih mampu untuk bekerja dengan baik. Walaupun terkadang orderan sedang sepi, tetapi mereka tetap bekerja seperti biasanya. Karena bagi mereka mencari pekerjaan sangat susah. Jadi bapak Widodo menerima mereka bekerja dengan suka rela. Gaji yang diberikan kepada mereka selama seminggu sekali diberikan. Dan gajinya disesuaikan dengan seberapa banyak produk yang telah dibuat per orang.
Semua posisi pekerjanya adalah seorang karyawan di kiosnya. Bagi mereka akan sangat sulit mencari pekerjaan. Jadi mereka lebih suka menekuni pekerjaan sebagai pengrajin di “Mata Wayang International”, selama mereka masih mampu. Daripada tidak memiliki pekerjaan sama sekali.


BAB III
BIOGRAFI OWNER

Bila ingin membuka usaha salah satu yang harus di lihat adalah dengan melihat peluang hal itulah yang di lakukan oleh bapak  Widodo,S.Sn,M.Hum selaku pemilik mata wayang yang kini membuka usahanya di Jl. Raya Kasongan no. 10 Tirtomulyo Yogyakarta . kasongan  di tempat itulah beliau membuka usahanya yang di nilai strategis karena berada di jalur sentra industri kerajinan gerabah kasongan beliau memulai bisnisnya pada tahun 2002 pada awal berdirinya daerah tersebut belum begitu terkenal dikalangan masyarakat luas  hanya penduduk di sekitar  sana  saja yang mengenal kasongan sebagai tempat kerajinan gerabah namun beliau sudah mempunyai rencana yang dari dulu beliau inginkan yaitu mempunyai showroom di daerah kasongan  sejak  tahun 90an namun baru terealisasikan pada tahun 2002, meski hanya kecil- kecilan beliau terus berusaha menabung supaya bisa menyewa tempat di daerah kasongan  karena beliau sudah punya banyak karya tapi belum punya  , awalnya beliau yang baru menyelesaikan pendidikan di instirut seni indonesesia yogyakarta tersebut ingin sekali meminjam uang di bank namun harapan beliau pupus karena modal yag di butuhkan adalah dua juta rupiah  sedangkan bank hanya mau memberikan pinjaman uang sejumlah satu juta lima ratus ribu  rupiah saja dan dengan syarat yang begitu rumit yaitu dengan jaminan sepeda motor yang menjadi satu – satunya transportasi utama beliau ,akhirnya beliau mengurungkan niatnya untuk meminjam uang kepada bank dan mengusahakan uang dua juta tersebut dengan usaha  beliau  sendiri mulai dari gali lubang tutup lubang artinya beliau tetap mengusahakan kiosnya beliau tetap  buka namun dengan modal awal yang sangat minim ketika ada orang yang pesan beliau mengusahakan jadi setelah lalu ketika ada orang yang pesan menunggu pesanan di bayarkan setelah itu  uang yang baru didapat untuk beli bahan  ketika ada orang yang pesan jadi yang beliau usahakan adalah tetap jalan dulu sebisa mungkin ukuran kios awal sangat kecil hanya  berukuran 4 x 8 .
 Pak widodo yang lahir pada tangal 10 mei 1968 silam di bantul yang merupakan salah satu kabupaten di sebelah selatan kota  yogyakarta dan mayoritas masyarakat yang berprofesi sebagai petani  serta terkenal denga makanan khasnya geplak  tersebut meskipun   beliau  orang bantul namun sebenarnya beliau bukan orang kasongan yang sudah terkenal sebagai orang yang memiliki jiwa seni dalam membuat gerabah tetapi beliau sudah memiliki jiwa seni sejak kecil terbukti ketika beliau masih menginjak kelas tiga SD  beliau sudah mampu  membuat wayang kulit .Setelah  beliau lulus SLTA atau yang kita kenal dengan SMA beliau  melanjutkan  pendidikan ke keperguruan tinggi Institut Seni Indonesia selama lima tahun dengan jurusan seni rupa kulit  dan lulus tahun 2002 setelah itu beliau mendapatkan beasiswa ke universitas ghajah mada dengan jurusan humaniora .
Awal mula berdirinnya beliau masih melakukan segala sesuatunnya itu sendiri mulai dari mencari bahan baku , mendesain sapain proses finishing beliau melakukan sendiri namun sekarang beliau sudah memiliki karyawan tetap sekitar 13 orang . beliau memiliki dua orang putra laki-laki dan mempunyai satu istri bernama Erni. Beliau memilih usaha ini karena memang sudah dari dulu  bahkan sebelum lulus kuliah ingin memiliki tempat usaha seni di kasogan. Meskipun usahannya terbilang lancar – lancar saja namun dalam melalukan usahannya beliau juga menemukan berbagai kendala sabeliau  ketika melakukan usaha : jarang ada pelangan sedangkan beliau harus mengaji karyawannya seminggu sekali , saat ada orang yang memesan ketika sudah di buat ternyata pesanannya di batalkan dan ketika karyawannya mengerjakan pembuatan rusak atau gagal  namun beliau berusaha menyikapi kendala serta masalah – masalah tersebut dengan sabar tetapi tidak pernah menyalahkan tenaga kerjannya namun beliau terus membimbing  para karyawannya bahkan beliau tidak pernah mengangap pewirausaha yang lain sebagai saingan namun sebagai teman.
Dalam menyikapi keberhasilan  beliau selalu bersyukur meskipun sudah banyak pelangan  bahkan  sudah sampai keluar negeri beliau tetap  berusaha menjaga  kualitas  barang yang dimiliki tidak sombong terhadap orang lain. “Berwirausaha itu menyenanngkan” kata bapak widodo karena dengan kita berwirausaha membuka peluang tenaga kerja bagi orang lain buakan kita mencari tetapi menciptakan peluang kerja .Hal – hal yang sangat menyenangkan bagi beliau adalah ketika deposit turun  , ketika uang diterima dari pelangan itulah saat yang paling menyenangkan beberapa pelangan yang meluangkan waktu untk melihat showroom beliau juga  mennggapi dengan ramah .
Prestasi yang pernah di raih bapak widodo salag satunnya adalah beliau mewaki indonesia yang terdiri dari lima orang sebagai duta seni ASEAN , produk – produk beliau juga sudah  sampai ke luar negeri seperti Australia , Singapura ,daerah Tmur tengah, malaysia bahkan New zealand Bahkan pernah ada pengusaha besar dari arab saudi yang  benama Abduallah yang langsung membeli barang beliau dengan jumlah banyak untuk langsung di bawa ke negarannya , pernah juga ada orang Amerika yang membeli berkontener – kontener langsung dari showrom samapi tiga hari lamanya.
Motivasi beliau dalam berwirausaha  salah satunnya adalah tekad yang kuat dan keinginan yang tinggi  , meskipun  modal yang dimiliki terbilang kecil  asal kita berusaha dan yakin semua itu pasti ada jalannya tentu saja dengan melihat peuang bahakan beliau mengatakan membuka  usaha dengaan motivasi the power of kepepet. Berwira usaha itu menyenangkan karena kita dapat membuka lapangan kerja bagi orang lain .


BAB IV
PENUTUP

Usaha yang dikembangkan bapak Widodo telah melalui proses yang sangat panjang. Awal mulanya ia mendapat ide untuk mengembangkan usaha yang sudah ada di angan-angannya sejak dulu. Hingga akhirnya beliau bertekad untuk mewujudkan gagasannya tersebut. Yang tidak dilalui dengan mudah dan sekejap mata. Perlu adanya pertimbangan yang matang hingga akhirnya beliau memutuskan untuk merealisasikan gagasan tersebut.
Setelah terealisasikan beliau harus berusaha untuk mencari tempat untuk memajang hasil kerajinannya, agar tidak terbengkalai di kontrakannya. Selanjutnya bagaimana pak Widodo berusaha menciptakan sesuatu yang baru dalam usahanya. Agar tidak menyamai kerajinan milik pengrajin lain. Hingga keberhasilannya dalam mengekspor hasil karyanya ke luar negeri. Bahkan saat wawancara beliau mengatakan bahwa ia pernah mengirimkan sekitar dua puluh truk kontainer ke Amerika.
Akan tetapi, dari semua pencapaiannya ia juga pernah mengalami masa-masa sulit. Ketika ada orang yang melakukan pemesanan namun kemudian dibatalkan. Padahal pesanannya sudah jadi dan tinggal dikirimkan saja. Terkadang juga ada pekerja yang tidak sengaja memecahkan gerabah pesanan yang sudah jadi. Namun itu semua tidak membuat pak Widodo menjadi murka. Beliau tetap tenang dan berpikiran positif. Karena itu semua terjadi tanpa adanya unsur kesengajaan.
Jangan takut ketika memulai berwirausaha karena  dengan berwirausaha dapat menyalurkan aspirasi kita tanpa batas karena itulah berwirausaha menyenangakan , menantang dan membuat hidup menjadi lebih berwarna karena harus melihat peluang-peuang yang ada bahkan berwirusaha juga membuka peluang kerja bagi orang lain.
Dari hasil wawancara dengan pak Widodo, penulis mendapatkan dorongan dalam diri agar bisa lebih sabar dalam melakukan sesuatu. Terkadang apa yang kita inginkan hasilnya tak sesuai dengan apa yang diharapkan butuh perjuangan keras, agar semuanya menjadi selaras dengan harapan. Perjuangan pak Widodo mengajarkan kami bagaimana menjalani sebuah proses menuju kesuksesan. Hal itu tidak bisa di dapat hanya dalam sehari saja. Akan tetapi, butuh perjuangan jatuh bangun hingga bisa menjadi unggul dibanding yang lain.
Selain itu, menjadi pengusaha itu tidak perlu menunggu memiliki banyak uang terlebih dahulu. Hanya bermodalkan seadanya karena faktor kepepet pun bapak Widodo bisa meraih kesuksesannya. Jika ada niat dalam hati dan kesungguhan untuk merealisasikan apa yang kita inginkan. Pasti akan ada jalan. Walaupun mungkin akan ada kendala maupun rintangan yang akan dihadapi. Asalkan kita tetap mau berusaha untuk bangkit lagi, pasti akan bisa menemukan jalan keluarnya. Karena hidup itu tidak selamanya berjalan lurus, akan ada saatnya kita menjumpai persimpangan.

Pekerjaan Sosial

Pengertian Pekerjaan sosial merupakan sebuah profesi yang dilakukan dengan memberikan bantuan pelayanan terhadap individu, kelom...