BAB I
PENDAHULUAN
Mata
Wayang International merupakan salah satu usaha yang berdiri di antara
banyaknya pengrajin gerabah dan keramik di Kasongan. Usaha ini didirikan oleh
bapak Widodo selaku pemilik wirausaha “Mata Wayang International”. Kondisi
ekonomi masyarakat di sekitar kios milik bapak Widodo ini sebenarnya cukup
bervariasi. Dari pengrajin kayu, pemahat patung, pembuat keramik dan lain
sebagainya. Namun ada juga yang hanya menjadi seorang pekerja dari para pemilik
usaha gerabah di Kasongan. Kebanyakan dari mereka mereka berprofesi menjadi
pengrajin keramik. Akan tetapi, sebelum itu mata pencaharian utama mereka yaitu
dengan menjadi petani.
Penduduk
setempat berpindah profesi menjadi seorang pengrajin dikarenakan adanya kuda
yang mati di area persawahan milik salah satu penduduk. Kuda tersebut diyakini
adalah milik orang Belanda yang kala itu masih menjajah Indonesia. Pemilik
sawah tersebut ketakutan, lalu ia melepaskan hak tanahnya dan membiarkannya
terbengkalai begitu saja. begitu juga dengan penduduk yang lain. Ketakutan
serupa juga dialami penduduk lain yang akhirnya melepaskan sawahnya juga.
Banyaknya tanah yang bebas membuat penduduk desa lain mengakui hak milik tanah
tersebut. penduduk yang melepaskan tanahnya kemudian beralih profesi menjadi
seorang pengrajin keramik. Dari situlah awal mula terbentuknya pengrajin
keramik di Kasongan.
Saat
ini, kebanyakan profesi konsumen atau pelanggan yang bertandang yakni adalah
seorang pedagang. Biasanya mereka memasarkan kembali produk-produk milik pak
Widodo. Kebanyakan pedagang biasanya berasal dari luar kota. Ada juga konsumen
dari jasa perorangan yang membeli. Biasanya mereka hanya membeli beberapa
produk untuk hiasan di rumah mereka atau pemesanan untuk melengkapi Furniture
hotel yang baru dibangun. Untuk pemesanan hotel ini, mereka bisa memesan sesuai
dengan keperluan yang diperlukan dalam pembangunan hotel. Dari hotel sendiri
terkadang mereka membawa desainer yang akan merancang kebutuhan gerabah yang
dibutuhkan oleh pihak agensi hotel. Sedangkan pak Widodo tinggal membuat produk
sesuai keinginan.
Segi
keunikan yang dimiliki “Mata Wayang International” milik pak Widodo daripada
yang lain, yakni dari awal mula berdirinya kios tersebut pak Widodo memiliki
keinginan untuk tidak membuat sesuatu yang sama seperti pengrajin yang lain.
Beliau lebih suka berkreasi sesuai dengan keinginannya sendiri. Serta memiliki
perbedaan produk dengan yang lain agar bisa memiliki ciri khas tersendiri yang
dapat ditonjolkan. Dengan adanya kekhasan tersebut diharapkan dapat menarik
pelanggan agar mengunjungi kiosnya.
Kebanyakan pengrajin gerabah Kasongan kala itu lebih suka membuat kerajinan seperti kendang
serta kerajinan-kerajinan yang terbuat dari kayu. Sedangkan Bapak Widodo tidak
ingin menyontek karya-karya mereka. Sehingga beliau membuat terobosan baru dengan
membuat kerajinan berbeda yang terbuat dari keramik, patung-patung pahatan
serta membuat air mancur kecil-kecilan dari karyanya sendiri. Tidak
disangka-sangka usahanya tersebut cukup banyak menarik pelanggan.
Waktu
pertama kali usahanya dibangun, beliau belum memiliki pesaing di sekitar area
usahanya saat ini. Meskipun ada pengrajin lain yang membuka usaha, akan tetapi
memiliki jarak yang jauh dari tempat usahanya tersebut. Ketika usahanya sudah
mulai berkembang dan memiliki banyak pelanggan. Ada orang yang tertarik untuk
mengikuti jejaknya serta mendirikan kios baru di dekat kiosnya. Mungkin karena
tempat tersebut sudah cukup untuk menarik banyak pelanggan. Sehingga ia ingin
membuka usaha di dekat kios bapak Widodo.
Hal
ini ternyata tidak menyurutkan semangat bapak Widodo dalam mengembangkan
usahanya. Beliau dengan tenangnya menganggap mereka sebagai teman baru yang
bersaing dalam mengembangkan usaha. Usaha yang dirintis oleh tetangga barunya
adalah kerajinan-kerajinan yang berbahan dasar kayu dalam pembuatannya. Dalam
hidup ini memang harus memiliki pesaing, agar bisa dijadikan sebagai tolak ukur
untuk menemukan kelemahan yang harus diperbaiki serta mengembangkan kelebihan
maupun potensi yang telah ada dalam diri manusia. Jika tidak adanya pesaing
akan membuat kehidupan menjadi membosankan karena tidak adanya pembanding yang
bisa dijadikan acuan untuk melakukan perubahan.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Mata
Wayang International ini awal mula berdirinya karena adanya tuntutan ekonomi.
Kala itu di saat gencar-gencarnya para wisudawan yang telah selesai menuntut
pendidikan, ternyata belum bisa bernapas lega dengan hanya mendapat gelar saja.
Kehidupan tidak hanya berhenti sampai di situ. Para sarjana masih dituntut
untuk mendapat pekerjaan untuk menafkahi kebutuhan hidup ke depannya. Dengan
adanya embel-embel di belakang nama setelah menyelesaikan studi di kampus pun
tidak membuat seseorang menjadi sukses begitu saja. Masih dibutuhkan kerja
keras serta perjuangan yang lebih tinggi agar mampu bersaing dengan kehidupan.
Akibat
banyaknya persaingan kerja yang membludak, mau tidak mau bapak Widodo harus
memutar otak agar beliau bisa menafkahi kebutuhan hidupnya ke depan dan bisa
membanggakan kedua orang tuanya. Karena tidak semua sarjana yang baru selesai
menempuh pendidikan bisa langsung mendapatkan pekerjaan. Beliau yang waktu itu
merupakan lulusan sarjana kesenian mendapatkan ide untuk memulai sebuah usaha
yang sesuai dengan keterampilannya. Bapak Widodo kala itu ingin memulai usaha
dengan membuat kerajinan dari keramik. Sebenarnya ide ini sudah ada dalam
benaknya sejak ia masih muda dulu. Namun baru dapat terealisasikan ketika ia
sudah lulus sarjana kisaran tahun 2002.
Ketika
itu, di daerah Kasongan merupakan tempat yang sepi yang di sekelilingnya
merupakan area persawahan. Di pinggir jalan dekat persawahan tersebut ada
beberapa kios-kios kecil yang terbuat dari bambu. Model-model kios yang sering
ditemui di zaman dulu. Dari situlah bapak Widodo memiliki keinginan untuk
mengontrak di area tersebut. Meskipun kala itu banyak terjadi pembegalan di
sekitar area tersebut, mungkin karena suasana di area tersebut yang cukup sepi.
Sehingga membuatnya menjadi tempat yang bagus untuk melakukan aksi pembegalan.
Hal ini membuat warga sekitar menjadi takut hingga jarang ada warga yang berani
membuka usaha di sekitar area tersebut.
Setelah
mengontrak di situ, bapak Widodo mulai membuat kerajinan keramik sebagai awal
mula usaha. Saat itu beliau masih belum memiliki tempat untuk menaruh
kerajinan-kerajinan tersebut. Sehingga ia hanya menaruhnya di depan
kontrakannya saja. Namun di sisi lain bapak Widodo ingin memiliki tempat untuk
memajang hasil karyanya tersebut. Kemudian beliau bertekad untuk membeli sebuah
kios kecil bagaimanapun caranya.
Ternyata
ada pelanggan yang melirik kerajinan hasil karya pak Widodo tersebut. sehingga
pak Widodo bisa menabung untuk cicilan membeli sebuah kios. Setelah uang dari
hasil penjualan kerajinannya terkumpul, beliau mulai mencari-cari lokasi yang
sekiranya strategis untuk tempat usahanya. Akhirnya pak Widodo menemukan lokasi
yang pas di daerah Tlukan Gonjen Wetan. Lokasi di mana tempat usahanya berdiri
hingga saat ini. Luas kios tersebut awal mulanya hanya sekitar 4 x 8 m2
saja. Dengan modal awal yang dimiliki pak Widodo kala itu yaitu sekitar 9 juta,
yang langsung dipakai untuk menyewa kios.
Pada
masa awal penjualannya di kios tersebut saat itu juga masih sangat sepi. Namun
hal itu tidak menyurukkan semangat pak Widodo dalam membangun usaha. Beliau
terus saja berusaha dan berjuang untuk mengembangkan kerajinannya. Kemudian
lama-kelamaan ada orang yang melirik karyanya tersebut. Secara bertahap usahanya
mulai berkembang hingga beliau memiliki pelanggan tetap. Bahkan saat ini beliau
terkadang bisa mengekspor ke luar negeri.
Perencanaan
usaha yang dilakukan untuk meningkatkan usahanya ke depan. Bapak Widodo tidak
terlalu memusingkan hal itu. Beliau tidak memiliki harapan yang muluk-muluk.
Sebab penerimaan pesanan saat ini saja sudah cukup membuatnya kewalahan.
Terlebih lagi kadang beliau mendapat orderan yang harus di kirim keluar negeri.
Yang terpenting baginya saat ini adalah ia mampu mengelola usaha tersebut
dengan baik dan tidak mengecewakan pelanggan.
Orderannya
ke luar negeri sudah mencakup seluruh dunia. Adapun negara-negara yang pernah
memesan kerajinan beliau yaitu Ausralia, New Zealand, Malaysia, Singapura,
Timur Tengah dan Arab Saudi. Dari Arab Saudi beliau mendapat pesanan dari
Abdullah, salah satu pengusaha besar di Arab yang langsung datang ke Indonesia.
Beliau juga pernah pergi ke Thailand dan China dalam rangka memperkenalkan produk-produk
Indonesia sebagai perwakilan Duta Seni Indonesia bersama lima orang rekannya.
Kebanyakan
usaha yang berdiri di Kasongan adalah usaha yang dilakukan oleh perorangan. Yang
menjadi pembeda adalah bagaimana cara mereka membuat kerajinan tersebut dan
terbuat dari bahan apa. Serta kualitas barang yang dihasilkan oleh mereka.
Mungkin hal inilah yang menjadi salah satu pertimbangan bagi para pembeli
mengenai seberapa baik kualitas yang dibuat oleh para pengrajin. Sehingga bapak
Widodo tidak terlalu berpikiran muluk-muluk untuk melakukan perencanaan usaha.
Asalkan para pelanggannya merasa puas dengan hasil yang diperjualbelikannya
tersebut.
Selain
itu, memaksimalkan Sumber Daya Manusia yang ada juga diperlukan. Bahkan pak
Widodo memberikan Training (masa percobaan) kepada karyawan-karyawan yang baru
direkrut. Meskipun masih dalam masa Training mereka tetap mendapatkan gaji,
walau tak sebanyak gaji karyawan yang lebih senior. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir
kecacatan dalam pembuatan keramik. Gaji yang diberikan selama masa Training
juga bertujuan untuk membuat pekerja baru lebih semangat dalam bekerja dan
supaya mereka mau ikut serta bergabung menjadi karyawan.
Jadi,
ketika kios sedang memiliki banyak pelanggan, asalkan kinerja SDMnya sudah
maksimal serta tidak kekurangan tenaga kerja maka hal ini tidak akan
menimbulkan banyak kekhawatiran yang berarti. Semuanya dalam kendali yang cukup
baik.
Model
awal pemasaran yang dilakukan untuk memperkenalkan produk yang dibuat oleh
bapak Widodo sebenarnya tidak terlalu rumit. Biasanya pelanggan akan langsung
mendatangi kios pak Widodo secara langsung. Supaya mereka bisa memesan gerabah
sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Karena Kasongan merupakan daerah tempat
wisata, jadi pak Widodo tidak perlu melakukan promosi yang berlebihan. Para
wisatawan biasanya akan datang sendiri untuk melihat-lihat.
Awal
mulanya bapak Widodo memperkenalkan usahanya yaitu ketika beliau memajang
kerajinannya di depan kontrakannya. Kemudian ia mulai membeli sebuah kios untuk
menaruh hasil karyanya di etalase kiosnya. Pak Widodo bukanlah seseorang yang
kudet (kurang update), karena setelah itu beliau mulai mempromosikan
dagangannya via internet. Ia membuat blog khusus untuk usahanya tersebut yang
dilakukan dengan memposting kiriman di internet.
Agar
lebih memudahkan pelanggannya pun beliau membuat email yang digunakan sebagai
sarana untuk bertransaksi dengan pelanggan yang berada di luar kota maupun luar
negeri. Dengan begitu orang-orang bisa lebih mudah dalam melakukan pemesanan
kepada beliau. Akan tetapi, akun web-nya saat ini sudah jarang digunakan.
Karena beliau sudah memiliki beberapa pelanggan tetap saat ini.
Kebanyakan
pelanggan yang bertandang yakni adalah seorang pedagang. Dikarenakan biasanya
mereka memasarkan kembali produk-produk tersebut. Sehingga terkadang mereka
memesan kembali untuk mengisi persediaan stok barang untuk diperjualbelikan. Jadi
biasanya mereka membeli dalam jumlah yang besar.
Terkadang
ada juga dari jasa perorangan yang membeli. Biasanya mereka hanya membeli
beberapa produk untuk hiasan di rumah mereka atau pemesanan untuk melengkapi
Furniture hotel yang baru dibangun. Untuk pemesanan hotel ini, mereka bisa
memesan sesuai dengan keperluan yang diperlukan dalam pembangunan hotel. Dari
hotel sendiri terkadang mereka membawa desainer yang akan merancang kebutuhan
gerabah yang dibutuhkan oleh pihak agensi hotel.
Para
pengunjung maupun wisatawan dalam jumlah besar (biasanya merupakan rombongan
Study Tour) mereka jarang melakukan transaksi. Biasanya para wisatawan ini akan
ditempatkan di kios yang sudah besar, untuk kios yang kecil tidak akan cukup
untuk menampung orang banyak. Selain itu, rombongan Study Tour biasanya lebih
tertarik untuk ikut serta dalam melihat proses pembuatan gerabah secara
langsung. Sehingga membutuhkan ruangan yang lebih luas.
Pak
Widodo juga memaparkan bagaimana caranya untuk bersikap dalam melayani
konsumen. Kepuasan seorang konsumen adalah yang terpenting bagi seorang
produsen. Jadi tips-tips yang dibutuhkan untuk meningkatkan kepuasan konsumen
adalah sebagai berikut:
1. Membuat
produk dengan kualitas yang baik
Dengan
menyediakan sebuah produk dengan kualitas yang baik akan menciptakan kepuasan
tersendiri bagi para pelanggan maupun konsumen. Buat apa membuat produk yang bagus
tapi kualitasnya tidak sebanding. Produknya menjadi gampang rusak maupun pecah.
Ini akan menyebabkan konsumen merasa dirugikan dan ditipu.
2. Memberikan
pelayanan yang baik kepada pelanggan
Pelanggan
adalah raja, jadi kita harus melayaninya dengan baik. Jika kita melayani mereka
dengan marah-marah dan raut muka masam. Maka yang terjadi adalah pelanggan akan
melarikan diri. Mereka menjadi enggan membeli produk kita. Sedangkan pendapatan
kita berasal dari pelanggan itu sendiri. Jadi pelayanan yang baik sangat
diperlukan jikalau kita tidak ingin mengalami kebangkrutan.
3. Jika
ada pesanan, harus tepat waktu dalam pembuatan
Jika
kita mendapatkan pesanan, maka kita harus bisa menyelesaikannya dengan tepat
waktu. Apabila proses pembuatannya belum selesai pada batasan waktu yang telah
ditentukan, maka pelanggan akan kehilangan kepercayaan kepada kita. Karena
tidak bisa menepati kesepakatan yang telah ditentukan.
Jadi
itulah beberapa poin penting yang harus dilakukan selama menjalani usaha. Jika
ada satu poin saja yang terlewatkan. Hal itu akan menjadi poin minus bagi
pelanggan.
Sistem
pengelolaan tenaga kerja dibagi menjadi dua sistem, yaitu sistem borongan dan
sistem harian. Tapi para pekerja yang beliau gunakan adalah sistem pekerja
harian. Borongan biasanya diperlukan untuk pekerjaan yang berat seperti memahat
batu. Hasil dari pahatan batu itu masih berupa bahan mentah, yang kemudian
pembuatannya akan diteruskan oleh para pekerja tetap pak Widodo. Sedangkan para
pekerja harian mereka bekerja dengan menyusun, membuat dan membentuk kerajinan
itu sendiri. Para pekerja harian ini yang akan menyelesaikan bagian akhir
dengan membuat kerajinan itu sendiri hingga selesai. Yang kemudian akan
dipajang di etalase kios.
Jumlah
seluruh pekerja yang dimiliki bapak Widodo berkisar antara 15 orang sebagai
karyawan tetapnya saat ini. Yang terpenting baginya yakni para pekerja tersebut
masih mampu untuk bekerja dengan baik. Walaupun terkadang orderan sedang sepi,
tetapi mereka tetap bekerja seperti biasanya. Karena bagi mereka mencari
pekerjaan sangat susah. Jadi bapak Widodo menerima mereka bekerja dengan suka
rela. Gaji yang diberikan kepada mereka selama seminggu sekali diberikan. Dan
gajinya disesuaikan dengan seberapa banyak produk yang telah dibuat per orang.
Semua
posisi pekerjanya adalah seorang karyawan di kiosnya. Bagi mereka akan sangat
sulit mencari pekerjaan. Jadi mereka lebih suka menekuni pekerjaan sebagai
pengrajin di “Mata Wayang International”, selama mereka masih mampu. Daripada
tidak memiliki pekerjaan sama sekali.
BAB III
BIOGRAFI OWNER
Bila ingin membuka usaha salah satu yang harus di lihat adalah
dengan melihat peluang hal itulah yang di lakukan oleh bapak Widodo,S.Sn,M.Hum selaku pemilik mata wayang
yang kini membuka usahanya di Jl. Raya Kasongan no. 10 Tirtomulyo Yogyakarta .
kasongan di tempat itulah beliau membuka
usahanya yang di nilai strategis karena berada di jalur sentra industri
kerajinan gerabah kasongan beliau memulai bisnisnya pada tahun 2002 pada awal
berdirinya daerah tersebut belum begitu terkenal dikalangan masyarakat luas hanya penduduk di sekitar sana
saja yang mengenal kasongan sebagai tempat kerajinan gerabah namun
beliau sudah mempunyai rencana yang dari dulu beliau inginkan yaitu mempunyai
showroom di daerah kasongan sejak tahun 90an namun baru terealisasikan pada
tahun 2002, meski hanya kecil- kecilan beliau terus berusaha menabung supaya
bisa menyewa tempat di daerah kasongan karena beliau sudah punya banyak karya tapi
belum punya , awalnya beliau yang baru
menyelesaikan pendidikan di instirut seni indonesesia yogyakarta tersebut ingin
sekali meminjam uang di bank namun harapan beliau pupus karena modal yag di
butuhkan adalah dua juta rupiah
sedangkan bank hanya mau memberikan pinjaman uang sejumlah satu juta
lima ratus ribu rupiah saja dan dengan
syarat yang begitu rumit yaitu dengan jaminan sepeda motor yang menjadi satu –
satunya transportasi utama beliau ,akhirnya beliau mengurungkan niatnya untuk
meminjam uang kepada bank dan mengusahakan uang dua juta tersebut dengan usaha beliau
sendiri mulai dari gali lubang tutup lubang artinya beliau tetap mengusahakan
kiosnya beliau tetap buka namun dengan
modal awal yang sangat minim ketika ada orang yang pesan beliau mengusahakan
jadi setelah lalu ketika ada orang yang pesan menunggu pesanan di bayarkan
setelah itu uang yang baru didapat untuk
beli bahan ketika ada orang yang pesan
jadi yang beliau usahakan adalah tetap jalan dulu sebisa mungkin ukuran kios
awal sangat kecil hanya berukuran 4 x 8 .
Pak widodo yang lahir pada
tangal 10 mei 1968 silam di bantul yang merupakan salah satu kabupaten di
sebelah selatan kota yogyakarta dan
mayoritas masyarakat yang berprofesi sebagai petani serta terkenal denga makanan khasnya geplak tersebut meskipun beliau orang bantul namun sebenarnya beliau bukan
orang kasongan yang sudah terkenal sebagai orang yang memiliki jiwa seni dalam
membuat gerabah tetapi beliau sudah memiliki jiwa seni sejak kecil terbukti
ketika beliau masih menginjak kelas tiga SD
beliau sudah mampu membuat wayang
kulit .Setelah beliau lulus SLTA atau
yang kita kenal dengan SMA beliau
melanjutkan pendidikan ke
keperguruan tinggi Institut Seni Indonesia selama lima tahun dengan jurusan
seni rupa kulit dan lulus tahun 2002
setelah itu beliau mendapatkan beasiswa ke universitas ghajah mada dengan
jurusan humaniora .
Awal mula berdirinnya beliau masih melakukan segala sesuatunnya itu
sendiri mulai dari mencari bahan baku , mendesain sapain proses finishing
beliau melakukan sendiri namun sekarang beliau sudah memiliki karyawan tetap
sekitar 13 orang . beliau memiliki dua orang putra laki-laki dan mempunyai satu
istri bernama Erni. Beliau memilih usaha ini karena memang sudah dari dulu bahkan sebelum lulus kuliah ingin memiliki
tempat usaha seni di kasogan. Meskipun usahannya terbilang lancar – lancar saja
namun dalam melalukan usahannya beliau juga menemukan berbagai kendala
sabeliau ketika melakukan usaha : jarang
ada pelangan sedangkan beliau harus mengaji karyawannya seminggu sekali , saat
ada orang yang memesan ketika sudah di buat ternyata pesanannya di batalkan dan
ketika karyawannya mengerjakan pembuatan rusak atau gagal namun beliau berusaha menyikapi kendala serta
masalah – masalah tersebut dengan sabar tetapi tidak pernah menyalahkan tenaga
kerjannya namun beliau terus membimbing
para karyawannya bahkan beliau tidak pernah mengangap pewirausaha yang
lain sebagai saingan namun sebagai teman.
Dalam menyikapi keberhasilan
beliau selalu bersyukur meskipun sudah banyak pelangan bahkan
sudah sampai keluar negeri beliau tetap
berusaha menjaga kualitas barang yang dimiliki tidak sombong terhadap
orang lain. “Berwirausaha itu menyenanngkan” kata bapak widodo karena dengan
kita berwirausaha membuka peluang tenaga kerja bagi orang lain buakan kita
mencari tetapi menciptakan peluang kerja .Hal – hal yang sangat menyenangkan
bagi beliau adalah ketika deposit turun
, ketika uang diterima dari pelangan itulah saat yang paling
menyenangkan beberapa pelangan yang meluangkan waktu untk melihat showroom
beliau juga mennggapi dengan ramah .
Prestasi yang pernah di raih bapak widodo salag satunnya adalah
beliau mewaki indonesia yang terdiri dari lima orang sebagai duta seni ASEAN ,
produk – produk beliau juga sudah sampai
ke luar negeri seperti Australia , Singapura ,daerah Tmur tengah, malaysia bahkan
New zealand Bahkan pernah ada pengusaha besar dari arab saudi yang benama Abduallah yang langsung membeli barang
beliau dengan jumlah banyak untuk langsung di bawa ke negarannya , pernah juga
ada orang Amerika yang membeli berkontener – kontener langsung dari showrom
samapi tiga hari lamanya.
Motivasi beliau dalam berwirausaha
salah satunnya adalah tekad yang kuat dan keinginan yang tinggi , meskipun
modal yang dimiliki terbilang kecil
asal kita berusaha dan yakin semua itu pasti ada jalannya tentu saja
dengan melihat peuang bahakan beliau mengatakan membuka usaha dengaan motivasi the power of kepepet.
Berwira usaha itu menyenangkan karena kita dapat membuka lapangan kerja bagi
orang lain .
BAB IV
PENUTUP
Usaha
yang dikembangkan bapak Widodo telah melalui proses yang sangat panjang. Awal
mulanya ia mendapat ide untuk mengembangkan usaha yang sudah ada di
angan-angannya sejak dulu. Hingga akhirnya beliau bertekad untuk mewujudkan
gagasannya tersebut. Yang tidak dilalui dengan mudah dan sekejap mata. Perlu
adanya pertimbangan yang matang hingga akhirnya beliau memutuskan untuk
merealisasikan gagasan tersebut.
Setelah
terealisasikan beliau harus berusaha untuk mencari tempat untuk memajang hasil
kerajinannya, agar tidak terbengkalai di kontrakannya. Selanjutnya bagaimana
pak Widodo berusaha menciptakan sesuatu yang baru dalam usahanya. Agar tidak
menyamai kerajinan milik pengrajin lain. Hingga keberhasilannya dalam
mengekspor hasil karyanya ke luar negeri. Bahkan saat wawancara beliau
mengatakan bahwa ia pernah mengirimkan sekitar dua puluh truk kontainer ke
Amerika.
Akan
tetapi, dari semua pencapaiannya ia juga pernah mengalami masa-masa sulit.
Ketika ada orang yang melakukan pemesanan namun kemudian dibatalkan. Padahal
pesanannya sudah jadi dan tinggal dikirimkan saja. Terkadang juga ada pekerja
yang tidak sengaja memecahkan gerabah pesanan yang sudah jadi. Namun itu semua
tidak membuat pak Widodo menjadi murka. Beliau tetap tenang dan berpikiran
positif. Karena itu semua terjadi tanpa adanya unsur kesengajaan.
Jangan
takut ketika memulai berwirausaha karena
dengan berwirausaha dapat menyalurkan aspirasi kita tanpa batas karena
itulah berwirausaha menyenangakan , menantang dan membuat hidup menjadi lebih berwarna
karena harus melihat peluang-peuang yang ada bahkan berwirusaha juga membuka
peluang kerja bagi orang lain.
Dari
hasil wawancara dengan pak Widodo, penulis mendapatkan dorongan dalam diri agar
bisa lebih sabar dalam melakukan sesuatu. Terkadang apa yang kita inginkan
hasilnya tak sesuai dengan apa yang diharapkan butuh perjuangan keras, agar
semuanya menjadi selaras dengan harapan. Perjuangan pak Widodo mengajarkan kami
bagaimana menjalani sebuah proses menuju kesuksesan. Hal itu tidak bisa di
dapat hanya dalam sehari saja. Akan tetapi, butuh perjuangan jatuh bangun
hingga bisa menjadi unggul dibanding yang lain.
Selain
itu, menjadi pengusaha itu tidak perlu menunggu memiliki banyak uang terlebih
dahulu. Hanya bermodalkan seadanya karena faktor kepepet pun bapak Widodo bisa
meraih kesuksesannya. Jika ada niat dalam hati dan kesungguhan untuk
merealisasikan apa yang kita inginkan. Pasti akan ada jalan. Walaupun mungkin
akan ada kendala maupun rintangan yang akan dihadapi. Asalkan kita tetap mau
berusaha untuk bangkit lagi, pasti akan bisa menemukan jalan keluarnya. Karena
hidup itu tidak selamanya berjalan lurus, akan ada saatnya kita menjumpai
persimpangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar dengan sewajarnya..