Rabu, 31 Mei 2017

Pensiun




BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bekerja merupakan salah satu kebutuhan bagi sebagian besar manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok baik fisik, ekonomi maupun sosial. Seseorang bekerja karena ada tujuan yang hendak dicapainya dalam hal pemenuhan kebutuhan dan memperoleh kepuasan. Namun, seiring berjalannya waktu, produktivitas manusia akan semakin menurun. Ini terjadi ketika mereka telah memasuki masa tuanya. Di masa ini sesorang akan berhenti dari pekerjaannya atau biasa disebut dengan istilah pensiun.
Seperti yang telah dikemukakan oleh Schwatrz, pensiun merupakan pola hidup atau masa transisi dari pola hidup yang sudah menjadi rutinitas sebelumnya ke pola hidup yang baru. Sehingga, pensiun selalu bekaitan dengan perubahan peran dari bekerja menjadi tidak bekerja. Hal ini berakibat pada menurunnya pendapatan dan meningkatnya waktu luang. Sebagian orang merasa khawatir dengan adanya pensiun ini, karena itu berarti produktivitas mereka telah menurun dan tidak diperlukan lagi dalam lingkungan kerjanya. Meskipun begitu, sebagian orang juga berpikiran positif dengan adanya pensiun ini. Mereka merasa bebannya telah terangkat. Dan mereka bisa menghabiskan banyak waktu dengan keluarga maupun orang-orang terdekatnya.
Batas usia pensiun bagi pegawai negeri terdapat dalam Peraturan Pemerintah RI No. 32 yang berlaku yaitu pada usia 56 tahun. Akan tetapi, batas usia pensiun bagi guru adalah 60 tahun, sedangkan dosen adalah 65 tahun. Kemudian bagi anggota ABRI batas pensiunnya pada usia 48 tahun untuk golongan Tamtama dan Bintara. Sementara untuk golongan Perwira adalah 56 tahun. PP ini dibuat dengan tujuan memberikan kesempatan pada generasi muda untuk menggantikan posisi para pendahulu-pendahulunya. Dan diharapkan mampu memberikan perubahan yang lebih baik dalam lingkungan kerja.
Dalam menghadapi masa pensiun ini, biasanya individu memberikan berbagai macam reaksi dan tergantung dari kesiapan mereka dalam menghadapinya. Adanya ketidaksiapan menghadapi pensiun ini biasanya dikarenakan kekhawatiran seseorang yang tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok diakibatkan tidak adanya sumber penghasilan. Sedangkan bagi mereka yang siap, umumnya adalah orang yang memiliki penapatan yang layak. Sehingga, mereka tidak terlalu khawatir akan upaya pemenuhan kebutuhan pokoknya.

B.     Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan pensiun?
2.      Apa saja masalah-masalah yang akan dihadapi individu akibat adanya pensiun?
3.      Apa saja kegiatan positif yang bisa dilakukan para pensiunan?
4.      Bagaimana penyesuaian pribadi dan sosial usia lanjut setelah pension?

C.    Tujuan

Adapun tujuan dari makalah yang akan kami bahas adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian dari pensiun itu sendiri.
2.      Untuk mengetahui apa saja masalah yang ditimbulkan akibat adanya pensiun.
3.      Untuk mengetahui kegiatan positif yang bisa dilakukan pensiunan selama menjalani masa pensiun mereka.
4.      Untuk mengetahui penyesuaian pribadi dan sosial usia lanjut,

BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian Pensiun
Masa bekerja bagi seseorang terkait dengan umur. Di berbagai lembaga pemerintah atau swasta ada aturan yang mengatur seorang pegawai atau karyawan harus berhenti dari pekerjaan karena telah mencapai umur tertentu, yang disebut purnatugas atau pensiun.
Kehadiran masa pensiun sering dipandang sebagai masalah, bahkan musibah bagi penerimanya. Hadirnya masa pensiun sering menyebabkan seseorang stres. Yang menarik adalah, bahwa sebagian usia lanjut sebenarnya menolak untuk pensiun dengan berbagai latar belakang. Jika memungkinkan mereka ingin terus aktif bekerja atau menunda kehadiran masa pensiun.
Hubungan dengan orang lain cenderung berkurang atau menurun. Kontak sosial dengan teman sekerja, relasinya dan dengan orang-orang lain dari luar rumah juga cenderung berkurang. Bekerja dan tempat kerja merupakan sumber untuk melakukan kontak sosial. Oleh karenanya pensiun menjadi bagian dari terputus atau berkurangnya kesempatan untuk melakukan kontak sosial. Kondisi inilah yang mendorong seakan-akan orang menghindar dari hadirnya masa pensiun. Kontak sosial dengan teman atau sahabat yang masih terjalin, memiliki efek yang sangat positif bagi kondisi psikis usia lanjut. Keinginan untuk tetap bekerja dilatarbelakangi oleh keinginannya untuk tetap mandiri sehingga tidak menjadi beban orang lain meskipun itu anak cucunya sendiri.
Vaillant (2002:221)menyebutkan adanya empat keadaan yang menyebabkan pansiunan mengalami stress.
Pertama, jika datangnya masa pensiun di luar kemauan dan tidak direncanakan.
Kedua, jika yang bersangkutan tidak memiliki dukungan/sumber lain selain gaji.
Ketiga, pensiunan akan stres jika kehidupan di rumah tidak bahagia dan bekerja memberikan makna sebagai tempat pelarian dari rumah.
Keempat, bila pensiun telah menimbulkan atau mempercepat hadirnya kondisi kesehatan yang buruk.
Namun hal tersebut hanya terjadi pada sebagian kecil pensiunan saja. Pensiun bukanlah masalah hidup yang besar. Tidak ada bukti layak yang menunjukan bahwa pensiun berakibat pada buruknya kondisi kesahatan sesorang. Sebaliknya, seseorang merasa lebih sehat karena tiadanya stres terkait perasaan hilangnya pekerjaan. Orang ini justru merasa lega terbebas dari pekerjaan, dan menerima dengan lapang dada hadirnya masa pensiun.
Ada beberapa batas usia pensiun yang telah ditentukan oleh pemerintah sesuai dengan latar belakang pekerjaanya. Misalnya: untuk pegawai negri sipil non guru batas usia pensiun adalah 56 tahun, untuk guru 60 tahun dan untuk dosen 65 tahun, bahkan bagi dosen yang guru besar bisa diperpanjang sampai 70 tahun bilamana diperlukan. Disamping itu ada ketentuan batas usia pensiun bagi para PNS yang menduduki eselon tertentu.
Batas usia pensiun adalah batasan yang dibuat oleh pemerintah untuk memberikan kesempatan pegawainya agar bisa menikmati kehidupan di hari tuanya dengan penuh suka cita. Pensiun bukan batas dari segala kegiatan seseorang. Orang yang telah pensiun dapat melakukan berbagai kegiatan, baik yang berorientasi pada kegiatan sosial, keagamaan, maupun yang bersifat ekonomis produktif dapat dilakukan dengan baik.
B.     Masalah yang Dihadapi Pada Masa Pensiun
Salah satu masalah yang biasa dihadapi oleh para pensiunan adalah penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun. Masa usia lanjut merupakan masa mempertahankan kehidupan (defensive strategy) dalam arti secara fisik berusaha menjaga kesehatan agar tidak sakit-sakitan dan menyulitkan atau membebani orang lain. Pada saat itu memang terjadi berbagai penurunan status yang disebabkan oleh penurunan berbagai aspek, seperti : fisiologis, psikis, dan fungsi-fungsi sensorik-motorik yang diikuti oleh penurunan fungsi fisik, kognitif, emosi, minat, sosial, eonomi, dan keagamaan.
Ada anggapan bahwa kebutuhan hidup seseorang akan menurun selama masa menjalani masa tua, krena pada umumnya ia tidak memiliki anak yang menjadi tanggungan dan rumah beserta isinya pada umumnya sudah dimiliki. Tetapi, pada kenyataanya hampir tidak terdapat penurunan kebutuhan keuangan selama masa tua, hal ini karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan juga dana untuk menjaga kesehatan yang meningkat. Keadaan fisik yang lemah dan tak berdaya sering menjadi beban orang lain atau keluarganya. Status ekonomi yang menurun, cukup beralasan bagi para pensiunan untuk melakukan perubahan pola hidup dan gaya hidupnya.
Hurlock (2004;396) menyatakan bahwa apabila pendapatan orang usia lanjut secara drastis berkurang, maka minat untuk mencari uang tidak lagi berorientasi pada apa yang ingin mereka beli dan untuk membayar simbol status yang biasa dilakukan pada kehidupan masa muda, tetapi untuk sekedar menjaga mereka agar tetap mandiri. Yang mereka pikirkan yaitu bagaimana mereka dapat tinggal, dimana dan bagaimana mereka tidak tergantung pada saudaranya atau tidak tergantung pada bantuan oranglain.
Salah satu cara untuk memberikan perlindungan dan keamanan keuangan bagi kelompok usia lanjut adalah dengan pembentukan program pensiun, baik oleh pekerja mandiri, pemberi kerja, dan oleh negara. Menurut Didi Achdijat, tt, 4-5 terdapat beberapa keuntungan untuk pendirian program pensiun.
Pertama, dengan adanya program pensiun, pemberi kerja dapat memberhentikan pekerja yang telah mencapai usia tidak produktif dengan adanya jaminan keamanan keuangan tanpa adanya beban operasi perusahaan. Sedangkan pekerja mandiri, keberadaan program pensiun memungkinkan dirinya untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan ekonomi untuk menjaga tingkat keamanan keuangannya. Kedua, dari sisi pemberi kerja, program pensiun merupakan salah satu bagian dari kesejahteraan pegawai, selain manfaat kesehatan. Selain itu, program pensiun dapat dirasakan sebagai tanggung jawab moral pemberi kerja untuk menjamin keamanan keuangangan mantan pegawainya yang menjalani masa tua. Dan ketiga, program pensiun memberikan keuntungan bagi perorangan yang menjalani masa tua atau yang menjalani masa tua karena dapat menghilangan atau mengurangi kebutuhan untuk tabungan pribadinya. Dengan kata lain, tabungan pribadi dapat digunakan untuk menambah kenyamanan diatas kebutuhan dasarnya.
Hal positif yang dialami saat pensiun adalah tekanan ditempat kerja yang berbeda. Bebas dari pekerjaan yang menimbulkan stres berasosiasi dengan penyesuaian yang positif pada saat pensiun, menemukan kesenangan, stres pekerjaan yang kecil saja atau bahkan tidak ada stres yang menghadangnya. Dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang dihadapi oleh para pensiun adalah sebagai berikut:
1.      Berkurang atau bahkan hilangnya kesibukan bekerja.
2.      Berkurangnya pendapatan.
3.      Berkurang atau hilangnya fasilitas yang dulu diterima.
4.      Berkurangnya kontak sosial dengan teman sekerja dan relasi.
5.      Banyaknya waktu luang.
6.      Peyesuaian diri dengan situasi baru.
C.    Kegiatan positif pada Masa Pensiun
Masa pensiun sering ditanggapi dengan perasaan yang bernada efektif, tidak menyenangkan dan bahkan dipandang sebagai masa menakutkan. Bahkan banyak yang tekena post power syndrome yaitu suatu sindrom yang bersumber dari berakhirhnya suatu jabatan atau kekuasaan, dimana penderita tidak bisa berfikir realistis, tidak bisa menerima kenyataan. Kondisi post power syndrome sebenarnya daat diatasi sebaik-baiknya, apabila seorang melakukan persiapan dengan baik, mengingat masa pensiun merupakan masa yang akan datangnya dapat diketahui jauh-jauh sebelumnya. Artinya, seseorang jauh hari sudah dapat merancang berbgai kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai kompensasi dari kegiatan bekerja yang secara rutin dilakukan.
            Penelitian yang dilakukan oleh Bikson dan Goodchilds (Spacapan & Oskamp, 1989) terhadap para pensiunan menghasilkan butir-butir sebagai berikut:
1.      Penggunaan Waktu
Para pensiun pria lebih merasa lebih puas dalam menggunakan waktunya, terutama waktu yang digunakan bersama pasanganya daripada karyawan yang masih bekerja. Namun, tidak ada perbedaan pengunaaan waktu untuk teman dekat baik pensiunan maupun yang masih bekerja.
2.      Penyesuaian Keluarga dan Sosial
Penyesuaian dalam keluarga banyak para pensiun berpendapat bahwa I am enjoying being with my life, we are together all the time. Jika dalam hubungan pertemanan pensiun cenderung memiliki tambahan teman baru daripada yang masih bekerja, karena kesibukanya dalam bekerja mereka kurang memiliki waktu untuk lebih menjalin teman dekat.
3.      Proses Perencanaan Pensiun
Para pensiun memandang dirinya lebih cermat dalam merencanakan masa sesudah pensiun daripada masih bekerja. Yang menarik adalah bahwa bahwa penduduk usia lanjut yang masih ingin tetap aktif bekerja.
            Beberapa gejala pada usia lanjut dalam menghadapi hadirnya masa pensiun. Sebagaimana pepatah mengatakan, bahwa di mana ada permulaan pasti ada penghabisan, ada awal dan akhir, ada masa datang dan ada masa pergi. Ada masa seseorang memulai pekerjaan dan ada masa-masa untuk mengakhiri pekerjaan. Dapat disimpulkan reaksi ketika masa pensiun tiba adalah:
1.      Ada yang gembira karena terbebas dari pekerjaan.
2.      Ada yang sedih, ketakutan, gelisah terutama terkait dengan berkurangnya pendapatan. Hal ini menimbulkan perasaan rendah diri, tak berguna, kesepian, mudah kena penyakit.
3.      Ada yang terkena post power syndrome, tidak bisa berpikir realistis dan tidak bisa menerima kenyataan.
4.      Menghadapi dan menjalani purnatugas dengan rasa syukur.
Sikap menerima bahwa pensiun itu sebagai suatu kenyataan yang wajar adalah orang yang mampu menyadari arti kehidupan. Orang-orang semacam ini tidak akan mengeluh, bahkan akan menerima dengan ikhlas dan lapang dada.
Persiapan penting bagi para calon purnakaryawan:
1.      Masalah ekonomi, mempersiapkan lapangan kerja alternatif bagi yang memerlukan.
2.      Masalah sosial, merancang keikutsertaan dalam berbagai kegiatan sosial.
3.      Pengisian waktu luang, kegiatan yang terkait dengan hobi sangat baik seperti beternak, berkebun, atau hobi yang sekaligus menghasilkan uang.
Berbagai hal yang perlu dilakukan ketika seorang purnakarya:
1.      Penyesuaian atas berkurangnya pendapatan meliputi pola dan gaya hidup sehingga terjadi penghematan.
2.      Penyesuaian atas berkurangnya kontak sosial dengan teman sekerja yang sering menimbulkan kesepian.
3.      Penyesuaian atas berkurangnya kesibukan.
4.      Melakukan berbagai kegiatan untuk mengisi waktu luang.
D.    Usia Lanjut: Penyesuaian Pribadi dan Sosial
Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu masa dimana seseorang telah “beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Usia 60-an biasanya dipandang sebagai garis pemisah antara usia madya dan uisa lanjut.
Merupakan Periode Kemunduran
Perubahan-perubahan ini sesuai dengan kodrat manusia yang pada umumnya dikenal dengan istilahnya “menua”. Perubahan-perubahan tersebut  mempengaruhi struktur baik fisik maupun mental dan keberfungsianya juga.
Periode selama usia lanjut, ketika kemunduran fisik dan mental terjadi secara perlahan dan bertahap dan pada waktu kompensasi terhadap penurunan ini dapat dilakukan, dikenal sebagai “senescence”  yaitu masa proses menjadi tua.
Istilah “keuzuran” (senility) digunakan untuk mengacu pada periode waktu selama usia lanjut apabila kemunduran fisik telah terjadi dan apabila telah terjadi disorganisasi mental. Sesorang yang menjadi eksentrik, kurang perhatian, dan terasing secara sosial, maka penyesuaian dirinya pun buruk biasanya disebut “uzur”. Sikap tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan, dan kehidupan pada umunya dapat menuju ke adaan uzur, karena terjadi perubahan pada lapisan otak. Akibatnya, orang menurun secara fisik dan mental dan mungkin akan segera mati.
Sesorang yang mempunyai motivasi rendah untuk mempelajari hal-hal baru, atau ketinggalan dalam penampilan, sikap atau pola perilaku, akan semakin memburuk lebih cepat daripada orang yang mempunyai motivasi lebih kuat. Masa luang yang baru akibat tumbuhnya mas pension sering membawa kebosanan yang semakin memperkecil dan melemahkan motivasi seseorang.
Jenis kegiatan sosial yang dihentikan
Berhentinya seseorang dari kegiatan sosial dapat terjadi secara sukarela atau terpaksa. Masalah yang sama seriusnya ialah sikap sosial terhadap orang usia lanjut yang tidak menyenangkan mendorong mereka mengundurkan diri dari kegiatan sosial.
1.      Sumber kontak sosial
Ada sumber dalam masyarakat yang berbeda, yang dapat dimanfaatkan oleh orang usia lanjut untuk melakukan kontak sosial di masa tuanya, yang secara garis besar dibedakan menjadi tiga macam sumber yabg sangat dipengaruhi oleh usia lanjut.
2.      Sumber kontak sosial yang dipengaruhi usia
Persahabatan pribadi yang akrab dengan para anggota dari kelompok jenis kelamin yang sama (pria dengan pria atau wanita dengan wanita) yang dibina sejak masa dewasa atau awal tahun pernikahanya, sering terhenti apabila salah satunya mati, atau pindah tempat tinggal sehingga menjadi jauh. Dalam hal seperti ini, tampaknya orang usia lanjut tidak mampu lagi untuk menetapkan jenis persahabatan  lain semacam ini.
3.      Kelompok persahabatan
Kelompok semacam ini terbentuk dari pasangan-pasangan yang bersatu, yang dibentuk pada waktu mereka masih muda karena mereka mempunyai minat dan kesenangan yang serupa secara timbal balik. Minat dan kesenangan ini antara lain dapat  berasal dari perkumpulan usaha para suami atau karena para istri dengan keluarga yang mempunyai keinginan timbal balik yang sama, atau dalam bentuk organisasi masyarakat. Pada saat para pria mulai pension serta kegiatan para wanita dalam rumah tangga, dan masyarakat mulai berkurang , anggota kelompok persahabatan mulai berkurang, dan secara bertahap mulai menghilang.
4.      Kelompok atau perkumpulan formal
Apabila peranan kepemimpinan dalam kelompok atau perkumpulan formal diambil alih oleh anggota yang lebih muda dan apabila perencanaan kegiatan terutama berorientasi pada minat mereka yang lebih muda ini, orang usia lanjut merasa tidak diperlukan lagi dalam organisasi semacam ini dan menghentikan keanggotaan mereka dalam perkumpulan ini.
5.      Partisipasi sosial
Dengan semakin bertambahnya usia seseorang, maka partisipasi sosialnya semakin berkurang dan cakupanya menyempit. Pada saat setiap tingkat usia, status sosial-ekonomi sangat memgang peranan penting dalam menentukan tingkat partisipasi dalam organisasi sosial dan kemasyarakatan. Pada umumnya, anggota dari kelompok sosial lebih tinggi mendominasi kehidupan organisasi masyarakat dan menunjang organisasi tersebut dalam bentuk partisipasi kepemimpinan. Oleh karena banyak organisasi masyarakat yang berorientasi pada pekerjaan, terbukti dengan banyaknya organisasi usaha dan perserikatan denga yang dibentuk, maka orang berusia lanjut yang pension tidak lagi menjadi anggota organisasi semacam ini.
Perubahan dalam status individual yang disebabkan oleh salah satu faktor, yaitu hilangnya pasangan hidup atau karena pension, tampaknya mempengaruhi tingkat dan aktivitas sosial dan persahabatan yang biasa dilakukan.
Penyesuaian pekerjaan dan keluarga
Pria lanjut usia biasanya lebih tertarik pada jenis pekerjaan yang bersifat menantang, yang mereka sadari tak mungkin ada. Akibatnya, mereka lebih puas dengan pekerjaanya daripada orang yang lebih muda. Bahkan mengetahui bahwa sebentar lagi mereka akan pension, tidak mempengaruhi sikap mereka memang menikmati apa yang mereka kerjakan.
Penyesuain diri terhadapa masa pensiun
Schwartz berkata bahwa pension dapat merupakan akhir pola hidup baru. Pension selalu menyangkut perubahan peran, perubahan keinginan dan nilai, dan perubahan secara keseluruhan terhadap pola hidup setiap individu.
Kondisi yang mempengaruhi penyesuaian diri terhadap pension
Kondisi-kondisi tertentu dapat membantu penyesuaian diri terhadap masa pension, adapun kondisi lain dapat memhambat penyesuaian. Sikap para pekerja terhadap pension pasti mempunyai pengaruh besar terhadap terhadap penyesuaian. Sikap ini bervariasi dari sikap yang senang karena mereka merasa bebas dari tugas dan tanggung jawab sampai sikap gelisah karena memikirkan sesuatu yang harus dilepaskan, pdahal sesuatu ini bagi dia sangat berarti, yaitu pekerjaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila kondisi ini memungkinkan orang usia lanjut untuk tetap tinggal dalam masyarakat dan jika mereka mempunyai cikup uang untuk hidup seperti sebelum masa pension, mereka akan dapat melakukan penyesuaian diri lebih baik daripada jika mereka membuat perubahan yang drastis pada pola hidup mereka.

Bab III

Penutup

A.    Kesimpulan

Batas usia pensiun adalah batasan yang dibuat oleh pemerintah untuk memberikan kesempatan pegawainya agar bisa menikmati kehidupan di hari tuanya dengan penuh suka cita. Pensiun bukan batas dari segala kegiatan seseorang. Orang yang telah pensiun dapat melakukan berbagai kegiatan, baik yang berorientasi pada kegiatan sosial, keagamaan, maupun yang bersifat ekonomis produktif dapat dilakukan dengan baik. Salah satu masalah yang biasa dihadapi oleh para pensiunan adalah penyesuaian terhadap datangnya masa pensiun. Secara umum dapat dikatakan bahwa apabila kondisi ini memungkinkan orang usia lanjut untuk tetap tinggal dalam masyarakat dan jika mereka mempunyai cikup uang untuk hidup seperti sebelum masa pension, mereka akan dapat melakukan penyesuaian diri lebih baik daripada jika mereka membuat perubahan yang drastis pada pola hidup mereka.

B.     Daftar Pustaka

Suadirman, Siti Partini.2011.Psikologi Usia Lanjut.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar dengan sewajarnya..

Pekerjaan Sosial

Pengertian Pekerjaan sosial merupakan sebuah profesi yang dilakukan dengan memberikan bantuan pelayanan terhadap individu, kelom...